“Penobatan ini bukannya membebani. Tapi ini sekaligus untuk pondasi kuat
anak-anak yang memperkokoh imajinasi agar kencang mengejar impian dan tidak
mudah goyah,” ujarnya pada kegiatan pengumuman pemenang lomba azan-murattal di
Ruang Praja Kantor Bupati Kubu Raya, Kamis (18/6).
Muda mengatakan era kenormalan baru yang ditandai dengan adanya penerapan
protokol kesehatan perlu terus disosialisasikan. Karena itu butuh peran serta
semua pihak untuk ikut melakukannya. Dirinya menilai anak-anak punya potensi
yang besar sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan tentang
kenormalan baru.
“Kalau orang dewasa menjadi duta itu sudah biasa. Tapi kalau anak-anak yang
menjadi duta, baru luar biasa. Kalau orang dewasa yang mengingatkan tentang
protokol kesehatan kadang tidak mempan. Tapi kalau anak-anak yang menyampaikan,
maka orang-orang tua akan malu kalau tidak mengikuti,” tuturnya.
Ia mengatakan keterlibatan anak-anak sebagai duta new normal adalah sebuah
bentuk kepahlawanan. Yaitu sikap heroik di tengah pandemi. Di mana anak-anak
terlibat dalam kampanye protokol kesehatan yang bertujuan melindungi semua
pihak dari pandemi Covid-19.
“Jadi anak-anaklah yang kita jadikan hero. Inilah potret ‘from zero to
hero’,” ujarnya.
Dia menegaskan predikat duta new normal bukan formalitas. Alih-alih sekadar
gagah-gagahan. Menurutnya kehadiran duta new normal adalah bentuk nyata
partisipasi anak dalam upaya melindungi satu sama lain dari pandemi. Dan hal
tersebut sekaligus melatih anak punya sikap kepemimpinan.
“Supaya anak-anak semua menjadi calon-calon pemimpin ke depan. Karena
dengan berani mengikuti ini saja sudah menjadi potret generasi unggul. Mampu,
berani, dan percaya diri. Dan itulah calon pemimpin ke depan,” tuturnya.
“Dengan menjadi duta new normal berarti anak-anak juga ikut gerakan ‘kepung
bakul’, yaitu sinergi semua elemen mencegah Covid-19,” tambahnya.
Juara satu lomba azan tingkat SMA, Andi Syarif, mengaku bahagia menjadi
juara sekaligus dinobatkan sebagai duta new normal. Pelajar dari Desa Selat
Bantan, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, itu merasa terhormat
mendapat kepercayaan untuk ikut mengkampanyekan kenormalan baru di
masyarakat.
“Alhamdulillah hari ini dapat dua kebahagiaan. Yang pertama menjadi juara
lomba azan, dan kedua dipercaya oleh bapak bupati menjadi salah satu duta new
normal. Semoga saya bisa menjalankan itu sesuai dengan apa yang diharapkan,”
ucapnya.
Hal senada disampaikan Rani Tiarani, juara satu lomba murattal tingkat SMA.
Pelajar dari Desa Selat Remis, Kecamatan Teluk Pakedai, ini mengaku tertantang
untuk menjalankan peran sebagai duta new normal. Menurutnya, predikat duta new
normal mengharuskannya untuk belajar lebih banyak lagi sekaligus mampu
menerapkan terlebih dahulu protokol kesehatan kepada diri sendiri.
“Yang penting saya harus benar-benar paham dulu tentang protokol kesehatan
dan mampu menerapkannya kepada diri pribadi dan kemudian keluarga. Baru nanti
mulai ikut menyampaikannya kepada teman-teman dan lingkungan sekitar,”
tuturnya.
Pengumuman pemenang juara azan-murattal dirangkaikan penyerahan hadiah yang
dilakukan Bupati Muda Mahendrawan. Hadiah berupa tabungan, plakat, dan piagam
penghargaan diberikan kepada juara 1 sampai harapan 7 untuk setiap kategori,
yakni SD/MI Kelas 1-3; SD/MI Kelas 4-6; SMP/MTs; dan SMA/SMK/MA. Selain itu
juga diserahkan hadiah kepada juara favorit. (Rio)

COMMENTS