NGABANG – Bupati Landak dr. Karolin Margret
Natasa secara resmi melakukan launching Kompor Kompor Merah Putih Nusantara
(KMN) di Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten
Landak pada Kamis (28/11/2019) Pagi.
Acara
launching Kompor Merah Putih Nusantara (KMN) ini dihadiri juga oleh anggota
Forkopimda Kabupaten Landak, Sekretaris Daerah Kabupaten Landak, Plt Kepala
Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Landak, , para Tokoh
Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat
serta para tamu undangan lainnya.
Melihat
kebutuhan masyarakat akan LPG (Liquified Petroleum Gas) cenderung meningkat,
seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk. Dengan adanya kebijakan
konversi minyak tanah ke LPG, menyebabkan satu-satunya energi yang tersedia adalah
LPG.
Untuk itu
ketua panitia Alpius S,Sos.,MM menyampaikan dengan adanya launching KMN (Kompor
Merah Putih Nusantara) ini dilakukan dalam upaya memberikan alternatif baru
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Tujuan
pelaksanaan KMN ini adalah memberikan informasi mengenai bagaimana cara merakit
kompor KMN dan memanfaatkan brondol sawit sebagai bahan utama energi alternatif
bahan bakar berbentuk gas nabati untuk bahan bakar pemenuhan kebutuhan gas
dalam rumah tangga pengganti elpiji,” ujar Alpius.
Sebelumnya
Dinas Pertanian,Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Landak telah menggelar
pelatihan perakitan Kompor KMN yang dilaksanakan pada Rabu (27/11/2019) kemarin
yang diikuti sebanyak 50 orang terdiri dari 26 orang dari petugas pertanian
lapangan, 20 orang dari pemuda katolik, dan 4 orang dari Dinas Pertanian.
Bupati
Landak dr. Karolin Margret Natasa sangat mengapresiasi diciptakannya produk
baru yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kehadiran
Kompor KMN ini merupakan produk anak bangsa dikarenakan melihat situasi dan
perkembangan yang ada Indonsesia saat ini,” kata Karolin.
Karolin
mengatakan LPG dipengaruhi oleh faktor internal yaitu apabila keuangan Negara
menipis maka impor dikurangi.
Hal ini
dikarenakan bantuan subsidi semakin berkurang. Sehingga Kabupaten Landak
mencari solusi untuk mengatasi keadaan ini.
“Seiring
dengan situasi saat ini dimana pemerintah merasa sangat berat dengan adanya
subsidi negara yang semakin tidak memungkinkan untuk memberikan subsidi yang
besar, maka ke depan akan ada perorangan subsidi kepada masyarakat, selain
karena dirasakan tidak tepat sasaran karena banyak yang mengkonsumsi bukanlah
yang berhak menerima,” ungkap Karolin.
Ia juga
mengatakan saat ini LPG sangat diperlukan sebagai alternatif sumber energi
untuk memenuhi sumber kebutuhan dasar rumah tangga sehingga cendrung mengalami
kelangkaan.
“Oleh karena
itu, disaat LPG langka dibutuhkan alternatif sumber energi lain untuk memenuhi
energi dasar rumah tangga yaitu memasak,” jelas Karolin.
Menghingat
kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang paling banyak
diusahakan di kabupaten Landak, dengan luas area perkebunan kelapa sawit
mencapai 122.608 hektar, yang perkebunan terbesarnya berada di kecamatan nagabang
yaitu 43.155 maka kehadiran kompor ini untuk dapat digunakan memasak dengan
bahan bakar berasal dari kelapa sawit maka direncanakan program tersebut akan
terus dikembangkan di Kabupaten Landak.
“Oleh karena
itu Bapak/Ibu mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi membantu masyarakat kita
dalam menciptakan alternatif bahan bakar,” terang Karolin.
Bupati
Landak berharap setelah adanya program Kompor Merah Putih yang memanfaatkan
bahan bakar dari kelapa sawit ini, masyarakat bisa membudidayakan kelapa sawit
di lahan perkarangan dengan skala rumah tangga.
“Dengan
Kompor Merah Putih Nusantara ini, diharapkan petani kelapa sawit tidak
tergantung sepenuhnya pada pabrik kelapa sawit, sehingga apabila harga kelapa
sawit jatuh/turun petani dapat menjual kelapa sawitnya di koperasi yang
dirancang untuk menampung kelapa sawit, sehingga kebutuhan energi masyarakat
Kabupaten Landak untuk memasak dapat dipenuhi dari hasil penjualan kelapa sawit
yang ada,” tutup Karolin.
Penulis: Tim
Liputan
COMMENTS