JAKARTA - Mantan Calon Wakil Presiden Mahfud MD
menegaskan bahwa pernyataan dirinya yang mengakui kekalahan di Pilpres 2024,
bukan untuk mengoreksi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Mahfud ketika
pesan dalam ceramahnya di Masjid Istiqlal, dikaitkan dengan pernyataan Megawati
yang masih mengungkit soal kecurangan Pemilu 2024 yang terstruktur, sistematis
dan masif (TSM).
“Enggak. Enggak ada hubungannya. Karena Bu
Mega berbicara dari posisi Bu Mega dari sisi politik. Sebagai partai politik.
Saya adalah kontestan gitu ya. Karena saya kontestan ya sudah,” ujar Mahfud
dalam Program Rosi Kompas TV, Kamis (11/7/2024) malam.
Menurut Mahfud, pidato Megawati yang mengungkit
lagi kecurangan Pemilu 2024 saat memberikan pembekalan politik di Sekolah PDI-P
sudah tepat. PDI-P merupakan salah satu pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud
MD pada Pilpres 2024.
Sebab, Mahfud sependapat bahwa
kecurangan yang TSM di dalam Pemilu 2024 kemarin memang terjadi. Namun,
Mahkamah Konstitusi (MK) beranggapan bahwa kecurangan itu tidak memiliki bukti
yang signifikan.
“Bu Mega itu benar juga. Karena
memang TSM-nya itu kan sudah ditemukan oleh berbagai hal. Cuma Mahkamah
Konstitusi mengatakan itu tidak signifikan,” kata Mahfud.
“Mahkamah Konstitusi tidak mau
menganggap itu sebagai satu bukti yang bisa mengalahkan atau yang bisa mengubah
kemenangan,” sambungnya.
Atas dasar itu, lanjut Mahfud, tidak
ada yang perlu diluruskan dari setiap pernyataan Megawati selaku pimpinan
partai politik.
Meski begitu, Mahfud menegaskan bahwa
sebagai seorang kontestan di Pilpres 2024, dirinya harus tetap mengakui
kekalahan.
“Sudah benar yang dikatakan Bu Mega.
Beliau adalah pimpinan partai politik. Gitu kan. Saya kontestan dan saya ikut
hukumnya saja. Hukumnya sudah kalah ya kalah lah gitu,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Mahfud
mengungkapkan bahwa saat ni pemilihan umum (pemilu) sudah selesai. Pihak yang
kalah pun harus mengakui kemenangan calon presiden-wakil presiden terpilih dan
tidak perlu marah-marah.
Pesan tersebut Mahfud sampaikan saat
memberikan tausiah dalam peringatan Tahun Baru Hijriah 1446 di Masjid Istiqlal,
Jakarta Pusat.
“Pemilu? Selesai, ya sudah. Yang menang harus
diakui, (yang kalah) jangan marah-marah melulu, enggak bisa. Itu tidak
berkeadaban namanya,” kata Mahfud, Minggu (7/7/2024).
Mahfud mengatakan, meskipun seorang
calon bisa merasa menjadi yang paling hebat, tetapi kenyataannya ia tidak
dipilih oleh rakyat.
Karena itu, pihak yang kalah harus
mengakui calon terpilih dan selanjutnya kembali membangun peradaban.
“Apapun variasi yang mendekati, itu
harus kita akui, lalu apa? Mari membangun peradaban,” tutur Mahfud.
Beberapa hari sebelumnya, Ketua Umum
PDI-P Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa kecurangan TSM yang terjadi pada
Pemilu 2024 bukan sekadar isapan jempol.
Dia pun menantang awak media untuk
berani menyuarakan hal tersebut. Momen itu terjadi ketika Megawati berpidato di
Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2024).
“Saya bilang lho TSM memang ada,
kenapa kalian enggak berani ngomong," ujar Megawati yang meminta awak
media menuliskan soal kecurangan pada pemilu tersebut.
Sumber: Tribun

COMMENTS